BADAI GUNTUR.
Indonesia termasuk kawasan yang banyak
badaigunturnya, dan dapat terjadi di sembarang waktu. Namun demikian
yang paling sering di awal dan di akhir musim hujan. Meskipun
badaiguntur dapat menimbulkan bahaya tetapi juga banyak manfaatnya.
Mengapa demikian ?
Pada waktu langit berawan atau
pada waktu hujan sering kita lihat kilapan cahaya yang diikuti suara
yang sangat kencang dan bergemuruh. Kilapan cahaya tersebut dikenal
dengan nama “kilat” atau “halelintar”; suara yang sangat kencang itu
dinamakan “petir”; dan suara yang bergemuruh bertalu-talu yang
seolah-olah seperti suara benda besar yang menggelinding dinamakan “
guruh” atau “guntur”. Peristiwa terjadinya kilat dan guntur biasanya
diikuti dengan hujan dan angin kencang. Oleh karena itu adanya peristiwa
tersebut dikenal dengan “badai guntur”.
Bagaimana timbulnya badai guntur ?
Badaiguntur timbul dari awan tertentu yang dinamakan “Cumulonimbus”.
Cumulonimbus adalah awan yang bentuknya seperti gundukan. Bagian atas
lebih besar dibandingkan bagian bawah. Dasarnya berwarna abu-abu sampai
kehitam-hitaman. Puncaknya ada yang berserabut tampak seperti jambul,
ada pula yang berbentuk seperti landasan tempa. Dari dasar sampai
puncaknya dapat mencapai tinggi 20 km. Cumulonimbus dapat menimbulkan
hujan deras dalam waktu pendek sampai sekitar 30 menit; kadang-kadang
disertai angin kencang. Cumulonimbus berisi tetes-tetes air dan
kristal-kristal es. Tetes-tetes air terdapat di bagian bawah, campuran
tetes air dan kristal es di bagian tengah, dan kristal es di bagian
atas. Kristal es sering berukuran besar dan menimbulkan hujan batu
(hujan es). Cumulonimbus berukuran besar sehingga dapat terlihat jelas
bentuknya apabila dilihat dari jarak jauh. Dapat terlihat hanya satu
seperti terpencil, dan juga dapat terlihat banyak dan berderet.
Cumulonimbus mengandung muatan listrik yang dapat menimbulkan kilat dan
badai guntur. Oleh karena itu Cumulonimbus sering disebut awan guntur.
Di mana awan guntur mudah terbentuk?
Awan
guntur dapat terbentuk apabila udara panas dan kelembapannya tinggi
terangkat ke atas dalam udara yang makin ke atas makin dingin. Dari cara
pembentukan dan lokasi timbulnya, awan guntur dibedakan dalam tiga
jenis, yakni awan guntur massa udara, awan guntur termal, dan awan
guntur orografi. Awan guntur massa udara adalah jenis awan guntur yang
biasa terjadi di kawasan luar tropik; terbentuk karena desakan massa
udara dingin kepada massa udara panas. Ketika massa udara dingin
mendesak massa udara panas, udara panas terangkat dan uap airnya cepat
mengembun karena di atas suhu udara sangat rendah. Waktu terjadinya
tidak tertentu. Jenis awan guntur massa udara juga dapat terjadi diatas
lautan pada daerah pertemuan antara angin darat dan angin laut; bila di
atas laut terjadinya pada malam hari, dan bila di darat pada siang atau
sore hari.
Awan guntur termal umumnya
terdapat di atas daratan bila udara di dekat permukaan panas dan lembap
terangkat ke atas. Oleh karena itu awan guntur termal umumnya timbul
pada siang atau sore hari setelah udara di dekat permukaan tanah panas
karena sinaran matahari. Awan guntur mudah terbentuk apabila gumpalan
udara yang panas dan kelembapannya tinggi naik di dalam udara yang makin
ke atas suhunya berubah cepat makin rendah. Penurunan suhu yang
memudahkan terbentuknya awan guntur sekitar 6 sampai 10 oC/km. Udara
yang demikian disebut takmantap. Selain itu apabila di lapisan atas beda
antara suhu dan suhu titikembun besar, udara dapat terangkat dengan
kecepatan besar dan menumbuhkan awan Cumulonimbus yang besar. Awan
guntur orografi terjadi karena udara takmantap naik karena rintangan
yang tinggi, misalnya di atas gunung. Dengan adanya rintangan tersebut
udara terdorong ke atas, sehingga awan yang terbentuk menjadi sangat
tinggi menjadi awan Cumulonimbus yang kuat. Umumnya terjadi pada sore
dan menjelang malam hari.
Kapan badai guntur sering terjadi?
Awan
guntur dapat menimbulkan hujan dan angin ribut, yang secara bersama
disebut badai guntur. Di kawasan luartropik badaiguntur sering terjadi
pada akhir musim dingin sampai awal musim panas; sedangkan di kawasan
tropik termasuk di Indonesia dapat terjadi di sembarang waktu, tetapi
lebih sering terjadi pada awal musim hujan dan menjelang akhir musim
hujan, karena pada awal musim hujan udara masih cukup panas dan
kelembapannya mulai tinggi, dan pada akhir musim hujan udara mulai panas
dan kelembapannya masih cukup tinggi.
Awan guntur dan badai guntur
tidak terbentuk secara mendadak melainkan secara bertahap. Dari
pertumbuhannya, sel–sel badaiguntur dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan, yakni tingkat muda atau tingkat kumulus, tingkat dewasa, dan
tingkat tua, yang bagannya seperti pada gambar berikut :
Bagan
tingkat pertumbuhan sel badaiguntur : tingkat muda (kiri), tingkat
dewasa (tengah), dan tingkat tua (kanan). Tingkat muda ditandai dengan
timbulnya awan pertama yang tumbuh menjadi besar berbentuk Cumulus. Pada
tingkat muda tersebut di dalam awan seluruhnya udara bergerak keatas
(gb. kiri). Kecepatan naik terbesar sekitar 1 km/menit terdapat pada
bagian atas di atas paras beku. Paras beku adalah ketinggian atau paras
dalam udara yang suhunya 0 oC. Di Indonesia paras beku terdapat pada
ketinggian sekitar 5 – 6 km dari permukaan bumi. Pada tingkat muda awan
dapat mencapai tinggi sekitar 10 km dan pada puncaknya terdapat gerak
yang tidak teratur atau teraduk sehingga ada yang naik dan ada yang
turun. Tekanan udara di bawah awan turun karena udara di bawah awan
tersebut menjadi panas. Umur tingkat muda tersebut sangat pendek, hanya
sekitar 30 menit (gb. tengah). Selanjutnya tumbuh sampai tingkat dewasa.
Tingkat
dewasa ditandai dengan mulainya terjadi gerak udara turun dan hujan
yang makin lebat (gb. kanan). Hujan paling lebat terjadi sekitar 10 – 15
menit kemudian setelah tingkat muda mencapai maksimum; tetapi masih
terdapat pertumbuhan keatas, dan dapat mencapai ketinggian 13 km atau
lebih, bahkan ada yang sampai 20 km. Arus naik paling kuat terdapat di
bagian tengah awan pada ketinggian antara 6 –7 km. Pada bagian tersebut
kecepatan naik mencapai 1 – 1,5 km/menit; sedangkan di bagian lain
terdapat arus turun. Arus turun paling besar terdapat pada bagian bawah
awan dengan kecepatan turun mencapai 0,8 – 1 km/menit. Arus turun
tersebut dapat menimbulkan angin mendadak dengan kecepatan besar,
penurunan mendadak pada suhu udara, dan kenaikan tekanan udara di bawah
awan. Arus turun dapat sangat kuat dan disebut “longsoran udara (down
burst).”
Longsoran udara pada awan badaiguntur.
Selain
itu pada tingkat dewasa dapat timbul muatan listrik akibat dari gesekan
antar molekul air, dan antar butir es dalam awan. Bila muatan listrik
mencapai jumlah yang sangat besar dapat terjadi loncatan muatan yang
disebut kilat. Kilat terjadi berkali-kali dan makin bertambah sering.
Hujan deras terjadi beberapa menit setelah frekuensi kilat mencapai
maksimum. Tingkat tua ditandai dengan melemahnya badai guntur. Curahan
yang terjadi mulai berkurang. Hampir di seluruh bagian awan terdapat
arus turun dengan kecepatan rendah. Warna awan menjadi kehitam-hitaman
dan mulai terbelah-belah dan menjadi kecil. Waktu hidupnya sel
badaiguntur mulai dari tumbuhnya kemudian menjadi tingkat muda, tingkat
tua dan akhirnya mati, selama sekitar 2 jam.
Bagaimana terjadinya kilat?
Benyamin
Franklin (1706–1790) di Philadelphia dengan layang-layangnya melakukan
penelitian tentang adanya aliran listrik dalam udara. Selanjutnya
Benjamin Franklin mengemukakan bahwa kilat berupa loncatan muatan
elektro statik. Dalam meteorologi diartikan bahwa kilat adalah salah
satu fenomena elektrometeor berupa luahan muatan elektrik dalam udara.
Kilat dapat terjadi dari satu tempat ke tempat lain di dalam suatu awan
yang sama, dari awan ke awan lain, dan dari awan ke bumi atau sebaliknya
dari bumi ke awan. Kilat dapat menimbulkan petir dan guntur. Kilat yang
kuat umumnya berasal dari awan guntur atau awan Kumulonimbus. Awan
guntur yang tinggi pada tahap dewasa dan pada awal tahap tua di dalamnya
terdapat butir-butir air dan butir-butir es serta arus udara naik dan
turun; bagian atasnya dapat mencapi suhu lebih rendah dari -30 °C. Arus
naik dan turun mengaduk butir-butir es sehingga butir-butir atau
kristal-kristal es bergesekan. Dari gesekan-gesekan tersebut terjadilah
pemisahan muatan listrik positip dan negatip. Karena terbawa oleh
butir-butir air yang turun muatan elektrik positip mengumpul di bagian
bawah dan muatan elektrik negatip mengumpul di bagian atas. Bila
jumlahnya sudah cukup banyak beda potensial menjadi tinggi sampai
mencapai lebih dari 1000.000 Volt terjadilah loncatan muatan. Tetapi
terjadinya loncatan muatan tersebut tidak sekaligus, melainkan secara
bertahap. Menurut teori dasarnya ada tiga tahap yang sampai saat ini
digunakan, yakni tahap perintis, tahap pemandu, dan tahap pengaliran.
Mula-mula atau pada tahap perintis ditandai dengan adanya loncatan
sedikit muatan positip ke puncak-puncak bangunan, pohon, atau yang lain
yang menjulang tinggi di bumi. Karena loncatan muatan elektrik tersebut,
udara yang dilewati juga menjadi bermuatan elektrik yang seolah-olah
bertindak sebagai pembuka atau pemandu jalannya loncatan muatan elektrik
berikutnya. Selanjutnya dengan pemandu tersebut loncatan elektrik yang
lebih besar dapat timbul. Penemuan baru yang dikemukakan oleh Aleksandr
Giurevich dari Lebedev Physical Institute pada 1992 mengatakan bahwa
timbulnya kilat dipandu oleh sinar kosmik yang mengionisasi atom-atom
sehingga terbentuk elektron-elektron yang dipercepat gerakannya oleh
medan listrik mengionisai molekul-molekul udara. Dengan ion-ion yang
terbentuk tersebut udara menjadi konduktif dan bertidak sebagai saluran
yang memicu luahan muatan listrik berupa kilat. Selain itu juga ada
teori lagi dari Gerald Fishman NASA tahun 1994 bahwa sebagai pemicu
berasal dari sinar gamma yang keluar dari ruang angkasa. Bentuk kilat
berbagai macam, antara lain yang terkenal adalah : kilat berkas (streak
lightning), kilat garpu (forked lightning), kilat lembaran (sheet
lightning), kilat bahang atau kilat api (heat lightning), kilat bola
(ball lightning), kilat roket (rocket lightning). Kilat berkas adalah
kilat dari awan ke bumi yang tampak seperti kilapan berkas cahaya. Kilat
garpu adalah kilat dari awan ke bumi yang ujungnya bercabang-cabang
seperti garpu. Kilat lembaran adalah kilat yang hanya tampak seperti
lembaran kilapan cahaya terang dan baur. Kilat bahang, sering disebut
pula kilat api, berupa kilapan cahaya terang yang tampak di kejauhan dan
lama setelah tampak disusul suara guntur. Kilat bola berupa kilapan
cahaya berbentuk seperti bola yang garis tengahnya sekitar 0,3 meter,
bergerak cepat pada suatu benda padat atau mengapung di udara, dan
setelah itu meledak seperti bom; tetapi kilat tersebut jarang terjadi.
Kilat roket adalah kilat yang sangat cepat seperti roket. Kilat, antara
lain dapat mengganggu alat telekomunikasi, saluran listrik. Kilat juga
dapat terjadi pada letusan gunung, seperti yang contohnya terjadi pada
waktu meletusnya gunung Galunggung September 1982,.
Bagaimana terjadinya petir dan guntur ?
Petir
adalah suara yang sangat tinggi yang terdengar segera setelah terjadi
kilat. Kecepatan kilat dapat mencapai lebih dari 60000 meter/detik, dan
memanaskan udara yang dilalui sampai lebih dari 30000 oC. Karena
pemanasan tersebut udara mengembang dengan sangat cepat seolah-olah
meledak dan timbul suara letupan yang sangat tinggi.
Bagaimana cara mencatat adanya badai guntur?
Banyaknya
badaiguntur umumnya dinyatakan dengan menggunakan parameter hari
badaiguntur, yakni hari yang sekurang-kurangnya terdapat ada satu
badaiguntur. Indonesia termasuk kawasan yang kaya akan badaiguntur
karena keadaan udaranya memenuhi syarat yang diperlukan, antara lain
pemanasan cukup, kelembapan udara tinggi, dan banyak pegunungan.
Kalijati di Jawa Barat tercatat sebagai tempat yang paling banyak
badaigunturnya. Untuk mengetahui sebaran banyaknya badaiguntur dibuat
peta hari guntur. Garis–garis yang menghubungkan tempat dengan hari
badaiguntur disebut garis isokeraunik. Frekuensi hari badai guntur di
beberapa tempat di Indonesia (sumber BMG 1950-1980): Medan (144/th);
Padang (78/th); Pangkalpinang (120/th); Jakarta (144/th); Kalijati
(149/th); Jatiwangi (145/th); Yogyakarta (120/th); Semarang (135/th);
Madiun (140/th); Surabaya (130/th); Denpasar (33/th); Ampenan (53/th) ;
Kupang (61/th); Ambon (20/th); Biak (150/th); Makasar (105/th); Kendari
(95/th); Manado (55/th); Balikpapan (104/th); Banjarmasin (91/th). Salah
satu data tingkat kerawanan petir adalah peta isokeraunik level. Data
terakhir yang dicatat BMKG menunjukkan bahwa daerah Kalimantan barat dan
Kalimantan Tengah mempunyai tingkat Isokeraunik Level (IKL) paling
tinggi di Indonesia.
Manfaat dan bahayanya badai guntur.
Seperti halnya fenomena alam umumnya, badai guntur mempunyai sifat yang menguntungkan dan sifat yang yang membahayakan.
(1) Pada tahap muda pertumbuhan
kearah vertikal memperagakan wujud pengaliran panas ke tempat yang
tinggi kemudian dikeluarkan kedalam udara di atasnya. Selanjutnya bahang
tersebut dialirkan ke tempat lain. Panas tersebut berupa bahang
teridera yakni panas yang langsung berasal dari sinaran matahari dan
yang dapat kita rasakan atau kita ukur, dan bahang pendam, yakni panas
yang terkandung di dalam uap air. Dengan demikian awan badai guntur
bertindak sebagai pendorong terjadinya peredaran udara. Bila demikian,
dapat dibayangkan apabila secara terus-menerus udara di dekat permukaan
bumi terpanasi oleh sinaran matahari kemudian panas tersebut tidak
terangkut atau tidak tersalurkan; maka udara akan menjadi sangat panas
dan dapat merusak kehidupan di bumi.
(2) Pada tahap dewasa kilat
banyak terjadi. Kilat tersebut dapat menghasilkan Nitrogen dalam udara.
Hujan yang terjadi membawa Nitrogen tersebut ke bumi. Dengan demikian
kadar nitrogen dalam tanah menjadi besar dan bermanfaat bagi tanaman.
Tetapi di sisi lain kilat dengan tenaga yang sangat besar dapat
menimbulkan kerusakan.
(3) Menurut hasil penelitian,
kita ini sebenarnya bertempat tinggal dalam suatu medan listrik yang
sangat luas yang ditimbulkan oleh lempengan bidang bola dari lapisan
ionosfer dan permukaan bumi. Ionosfer yang terdapat pada ketinggian
sekitar 90 km adalah bagian atmosfer yang banyak mengandung ion-ion
positip yang dihasilkan dari proses fotolistrik sinar kosmik dari
matahari. Di permukaan bumi banyak terkandung ion-ion bermuatan listrik
negatip yang banyak berasal dari bahan-bahan radioaktif. Jadi permukaan
bumi dan lapisan ionosfer dapat diserupakan dengan kondensor bola dengan
atmosfer atau udara diantaranya sebagai konduktor. Mungkin sulit untuk
dibayangkan bahwa secara keseluruhan antara ionosfer dan bumi terdapat
beda potensial listrik sekitar 360.000 Volt dan arus konduksi sebesar
1800 Ampere. Bandingkan dengan listrik di rumah-rumah yang potensialnya
hanya sebesar 220 Volt sudah dapat menimbulkan kematian apabila salah
menggunakannya. Tetapi karena nilai tersebut untuk seluruh permukaan
bumi apabila disatukan, sedangkan permukaan bumi sangat luas maka arus
tersebut tidak terasakan. Kalau dihitung rata-ratanya, tiap meter
persegi dilewati arus listrik sebesar tiga per sepuluh juta miliampere
saja. Namun bagaimana kalau dorongan dari arus listrik tidak ada? Bila
arus listrik atmosfer berhenti, beda potensialnya akan menjadi besar dan
dapat terjadi ledakan atau loncatan listrik yang sangat besar. Dalam
kaitannya dengan kelistrikan atmosfer tersebut awan guntur dipandang
sebagai generator listrik yang mengatur kelangsungan peredaran listrik
atmosfer. Dengan adanya kilat yang dihasilkan awan guntur arus dapat
berjalan dengan lancar. Oleh karena itu dalan seluruh dunia setiap saat
terbentuk awan badai guntur yang diperhitungkan sekitar 2000 – 3000 awan
badai guntur setiap saat dan tidak kurang dari 16 juta badai kilat
setiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar